Minggu, 27 April 2008

Perkenalan Final Fantasy XII


Setelah menunggu cukup lama akan hadirnya sebuah game Final Fantasy yang benar-benar baru dan dapat dimainkan di konsol secara offline, akhirnya Square Enix merilis Final Fantasy XII. Meskipun demikian, tampaknya Square Enix telah melakukan sebuah perombakan pada sistem dasar game RPG ini dan membuatnya berbeda dari seri sebelumnya, keluar dari pakem RPG yang tradisional dan menjadi ciri khas seri ini.
Ketika game ini dimulai, Anda langsung dibawa ke Kerajaan Dalmasca dan melihat sebuah pesta pernikahan antara putri Ashe dan Rasler. Sayangnya, kebahagiaan pasangan ini tidak berlangsung lama karena Rasler tidak lama kemudian terbunuh ketika sedang memimpin pasukan untuk mengusir bangsa Archadia yang menyerang mereka. Raja Dalmasca sendiri terbunuh dan Ashe diberitakan bunuh diri. Dua tahun kemudian, seorang yatim piatu bernama Vaan beserta bajak angkasa bernama Balthier dan rekannya Fran terlibat dalam sebuah gerakan pemberontak yang tidak puas dengan keadaan negara tersebut. Dari sini, Anda diajak mengikuti sebuah cerita yang penuh dengan intrik politik yang dihiasi nilai kehormatan dan juga pengkhianatan.
Sejak awal, Anda sudah dapat melihat bahwa akting suara dalam game ini dilakukan dengan sangat bagus. Bahkan boleh dikatakan sebagai yang terbaik di antara game-game sejenis karena tidak hanya pengucapan dan intonasinya yang sangat tepat dan menjiwai, para karakter memiliki logat yang berbeda-beda dan kepribadian yang unik. Contohnya, kita bisa menilai dari suaranya saja bahwa Vaan yang masih muda memiliki jiwa yang antusias sedangkan Balthier dengan logat Inggris lamanya terdengar sangat aristokrat. Tidak menjadi masalah bahwa dialog para tokohnya kebanyakan hanya terdengar di saat cutscene karena hal itu justru menambah nilai jalan ceritanya. Oh ya, urusan musik kali ini diserahkan pada Hitoshi Sakimoto yang juga menangani musik Final Fantasy Tactics.
Sekarang beralih ke gameplay. Square Enix benar-benar membuat kejutan bagi para fansnya. Setelah membuat sebuah gameplay MMORPG yang cukup solid untuk Final Fantasy XI, mereka mengimplementasikan sistem tersebut dalam game ini. Hasilnya adalah sebuah game inovatif yang mendobrak elemen tradisional seri Final Fantasy. Di sisi pertarungan Anda akan beraksi dalam mode real-time dan bukan lagi turn-based seperti biasanya. Anda akan bergerak dalam kelompok tiga orang dengan seorang karakter yang dipilih sebagai pemimpin. Jika musuh terlihat di layar, Anda dapat langsung menyerangnya dan kemudian karakter Anda akan terus menyerang musuh berkali-kali sampai mereka mati atau sampai karakter tersebut Anda berikan perintah baru.

Karena akan sangat merepotkan jika harus mengendalikan ketiga karakter yang Anda mainkan secara manual dalam mode real-time, Square Enix memperkenalkan sistem AI pendukung yang disebut gambit. Ada dua elemen yang menjadi kunci gambit, target dan aksi. Dengan demikian, Anda bisa menugaskan kedua orang karakter untuk melakukan suatu tugas tertentu yang menjadi prioritas utamanya seperti menyerang ataupun menjadi penyembuh bagi rekan-rekannya. Sistem ini akan sangat membantu Anda di saat menghadapi musuh yang semakin lama semakin jago, terutama karena Anda tidak perlu bersusah payah memasukkan perintah secara manual di tengah pertempuran.
Bagaimana dengan sistem pengembangan kekuatan karakternya? Well, kalian masih ingat dengan sistem Sphere Grid yang ada di Final Fantasy X? Final Fantasy XII menampilkan sebuah sistem yang mirip tetapi berbasis sebuah papan catur yang berbeda-beda bagi masing-masing karakter. Sistem yang dinamakan License ini memungkinkan seorang karakter mendapatkan berbagai kemampuan tambahan mulai dari kemampuan menggunakan senjata tertentu, ekstra HP, spell sampai Esper dengan membuka sebuah kotak di papan License. Contohnya, di saat Anda ingin membuat Vaan menguasai spell Cure, maka Anda harus membuka license Cure di papan License dan membeli spell tersebut di salah satu toko yang ada. License point yang digunakan untuk membuka kotak license ini bisa Anda dapat setiap kali mengalahkan lawan.
Seluruh dunia dan berbagai macam mahluk yang ada di sana tampak begitu indah. Begitu juga dengan detil kota, bangunan dan berbagai lingkungan yang ada. Yang lebih kerennya, masih ada fitur musim yang sangat jelas efeknya pada lingkungan. Herannya, dari para karakter utama yang ada, mengapa Vaan sebagai tokoh nomor satu game ini justru terlihat paling tidak menarik ya? Padahal karakter lainnya terasa sangat keren dan memiliki karakterisasi yang begitu kuat!
Final Fantasy XII adalah sebuah game yang berusaha mendobrak tradisi gameplay yang telah dipelihara selama bertahun-tahun. Dengan gameplay baru yang mengadaptasi game MMORPG, banyak orang yang memvonis game ini sebagai Final Fantasy XI versi offline. Hal ini tidak berarti buruk, hanya saja ada kemungkinan fans lama seri ini yang merasa kehilangan elemen RPG tradisionalnya justru akan kecewa dengan inovasi yang diterapkan oleh Square Enix ini. Terlepas dari itu semua, game ini adalah salah satu masterpiece Square Enix yang sangat layak menyandang judul Final Fantasy.